Masjid Megah Di Tengah Hutan

Gowa, Aliefmedia.com – Dilansir dari makassar.tribunnews.com dan tagar.id. Sebuah postingan foto dan video viral di Facebook. Tentang masjid megah yang terletak di tengah hutan. Tidak seperti masjid pada umumnya yang dibangun di tempat ramai, atau paling tidak sekitar wilayah pemukiman. Setelah ditelusuri, masjid tersebut rupanya berlokasi di Dusun Langkoa, Desa Bontoloe, Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ini terletak di tengah hutan kaki Gunung Lompobattang.

Arsitektur Masjid yang belum diberi nama oleh pemiliknya ini tak kalah modern dari Masjid-Masjid di kota madya. Dilengkapi sembilan kubah. Tiga berukuran besar sementara enam lainnya menjulang tinggi tapi berukuran kecil.

Camat Bontolempangan Muslimin membenarkan keberadaan masjid tersebut. Setelah dihubungi melalui via hand ponnya kemarin.

” Muslimin menuturkan, masjid tersebut memang berada di wilayahnya. Letaknya di tengah pegunungan.”

Ia memastikan, bahwa ada permukiman warga di sekitar Masjid tersebut. Lokasinya memang berjarak sekitar 1 kilometer dari Masjid.

“Iya memang ada, Masjid itu sudah lama sekitar lima tahun,” katanya saat dihubungi, Minggu (24/11/2019).

Muslimin menuturkan, Masjid itu dibangun oleh seorang pengusaha kopi asal Bugis. Orang-orang sering memanggilnya dengan sapaan Puang.

Puang sering bolak balik Makassar-Jakarta-Timika. Jika datang ke Makassar, Puang selalu menyempatkan ke kebun kopinya itu.

Camat Bontolempangan menjelaskan, pemilik masjid sering bolak balik Makassar-Jakarta-Timika.

Jika datang ke Makassar, Puang selalu menyempatkan ke kebun kopinya itu.

Menurut Muslimin, pengusaha kopi itu memiliki niat yang mulia.

Kehadiran masjid itu diperuntukkan untuk tempat ibadah pekerja kebun kopi maupun masyarakat Dusun Langkoa.

Pemukiman warga sekitar memang berlokasi di dataran tinggi pegunungan. Sehingga dikelilingi kebun dan hutan.

Dia membantah jika keberadaan masjid itu digunakan untuk hal-hal tidak benar, seperti yang berhubungan dengan radikalisme atau terorisme seperti dugaan para netizen.

Sebelum dibanguni masjid, kata Muslimin, lokasinya dipercaya warga sebagai tempat angker. Masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah ‘Karrasa’ (banyak setannya).

Di tengah lahan yang telah dibanguni masjid, ada batu besar yang dijadikan sejumlah warga sebagai tempat persembahan atau sesajen.

Agar kegiatan musryik yang dilakukan warga itu berhenti, Puang memutuskan menghancurkan batu besar itu dan membangun masjid.

Pekerja dari Papua didatangkan untuk memecahkan batu.

Pecahan-pecahan batu digunakan sebagai pondasi masjid.

“Setelah masjid berdiri, lokasi itu pun ditempati salat dan belajar mengaji bagi warga setempat,” kata Muslimin.

Masjid masih dalam tahap pengerjaan. Di bagian bawah masjid, akan dibuat ruangan untuk tempat tinggal guru-guru mengaji.

Guru-guru mengaji itu nantinya mengajarkan ilmu Alqur’an untuk anak-anak penduduk setempat.

Muslimin menuturkan, bahwa Dusun Langkoa memiliki penduduk sekitar 800 hingga 1.000 orang.

Dengan penjelasan ini, Muslimin berharap warga khususnya netizen tidak lagi menduga yang tidak-tidak terhadap masjid tersebut.

Dia bahkan mempersilakan siapapun untuk datang jika ingin melihat langsung masjid itu dan melaksanakan shalat.kata Muslimin. (Abdsyam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.