Makassar, Aliefmedia.com – Balai Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia yang dahulu Panti Jompo Gau Mabaji Gowa, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos RI, Senin 8/2/21 menjadi sasaran kunjungan Pengurus Lembaga Lanjut Usia (LLI) dalam upaya penyebarluasan kalender LLI Tahun 2021.
Sekitar Pukul 11.00 Wita tiba pintu gerbang Balai, kemudian petugas sekurity segera membuka pintu masuk, seraya bertanya mau kemana Pak !!!
Izin dik, mau ketemu Pimpinanmu…!!!
Segera di buka pintu dan mempersilahkan mobil yang dikemudikan Putra Amir Sambe untuk parkir di jalur tamu yang sudah disiapkan.
Dipintu masuk kami disambut Ny. Soleh yang masih menjabat sebagai Kepala Batu alias Kepala Bagian Tata Usaha, sementara pimpinan Balai masih sedang mengikuti kegiatan webinar dengan Direktur Lanjut Usia, Andi Hanindito di ruang kerja utama.
Akhirnya dari ruang tamu kami diajak berpindah ke ruang kerja pimpinan, sementara sang pimpinan sedang mengikuti kegiatan webinar, lalu meninggalkan layar laptopnya dan di ambil alih kepala bagian tata usaha.
Seraya memonitor paparan Pak Direktur Lansia yang suaranya menggema di seluruh ruang pimpinan dengan Host Pak Heru, salah seorang Kasubdit di lingkungan Direktorat Lansia Kemensos RI.
Pembicaaan Kepala Balai, Wahidin, A.Ks, M.Si diawal dengan luas kawasan tugas yang menjadi tanggungjawab Balai Lansia Gau Mabaji, meliputi seluruh Pulau Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Bali dan Pulau Sulawesidan dari 10 provinsi terdapat 157 LKS (Lembaga Kesejhateraan Sosial) yang menangani Lansia dengan kolaborasi anak dan Disabilitas.
Lebih lanjut Wahidin menjelaskan, dengan jabatan baru dipangkunya, kurang lebih tiga bulan, membutuhkan kolaborasi antara LLI Sulsel dan pihak perguruan tinggi.
Ke depan kami merencanakan “Pekan Olah Raga dan Seni Lansia” diikuti 10 provinsi, kita berharap semoga Pandemi Covid-19 segera berlalu, untuk hal ini, tentunya keterlibatan LLI Sulsel, sebagai panitia penyelengara sangat diharapkan, tutur Wahidin yang sebelumnya pernah menjabat sebagai pimpinan yang menangani Napza di Gali Pakuan Bogor.
Dijelaskan, dengan perubahan sistim panti ke Balai, maka pola penangannya bersifat on-off, oleh sebab itu peran Balai juga berubah, dewasa ini fungsi dan peran pihak keluarga yang perlu terus ditumbuhkembangkan, demikian halnya kami disini sebagai Balai Lansia dan Residensial. Khusus untuk kawasan Sulsel membawahi 40 LKS dengan sasaran garapan sekitar 46.000 Lansia
Seperti diketahui, untuk kebutuhan dasar Lansia sudah dihandel melalui Program Keluarga Harapan (PKH) sementara untuk kebutuhan prasarana itu diupayakan dalam bentuk barang.
Contohnya, dalam kasus bencana alam di Sulawesi Barat, pihak Balai menurunkankan timnya ke lokasi, disana ada Lansia yang membutuhkan 5 (lima) buah kursi dorong, maka sebagai tindakan tanggap darurat segera diberikan agar hak-hak layanan segera terpenuhi.
Karena itu, dengan kehadiran aktifis Lembaga Lanjut Usia (LLI) perlu ditindak lanjuti, dengan duduk bersama untuk membahas langkah-langkah penanganan, bagaimana peran LLI di satu sisi dan pihak Balai sebagai pusat rujukan dalam penangan Lansia disini.
Melalui Graha Lansia sebagai perubahan nama panti lanjut usia, kita kembangkan proses penanganan para lansia melalui aktifitas “Agro wisata”, pekan olah raga dan seni serta kegiatan yang menumbuhkan semangat hidup dalam menapaki hari-hari di usia senja.
Karena ini di Balai ini, selain disiapkan shelter psikososial, juga disiapkan tempat hiburan berupa “Sarana Karaoke” dan dapur layanan Lansia, sehingga merasa hidup di Balai bagaikan berada dalam layanan hotel berbintang, ungkap Kepala Balai yang beralamat di Jalan Malino KM. 29, Romangloe, Bontomarannu Gowa, Sulawesi Selatan 92119
Selanjutnya bersama Wahidin, kami di antar ke ruang karaoke yang kedap suara, sebagai salah satu terapi penghidupan yang sangat penting untuk melatih psikomotorik lansia. Seraya menunjukkan pohon rambutan yang berbuah lebat dan sudah mulai memerah.
“Nanti kapan pengurus LLI mau datang, silakan dikabari dan bisa memanfaatkan fasilitas yang tersedia disini, sembari bersama-sama pegawai melalui kegiatan olah raga” Terapi Ling Tien Kung, katanya.
Pihaknya juga merencanakan untuk menjadikan masjid tua yang tidak terpakai lagi, karena sudah ada gantinya yang baru dan lebih dengan asrama, masjid ini akan dijadikan “Pendopo Utama” sehingga kalau ada pertemuan yang sifatnya terbuka, kita tinggal menggelar karpet dan lesehan disini, sembari bersenandung dengan elekton yang siap pakai, tuturnya berpromosi.
Usai melihat semua fasilitas layanan yang tersedia, selanjutnya menantikan, kapan LLI mau datang, untuk bersama-sama memikirkan kesejahteraan para Lanjut Usia di daerah ini, sembari menunjukkan yel-yel Lansia yang berbunyi : Salam Lansia – Supertim – Gass poolll. (Syam)