JENEPONTO, Aliefmedia.com – Masyarakat Jeneponto berduka atas meninggalnya Lengge Bin Sinollah, yang menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD Latopas) Jeneponto pada hari Sabtu, 1 Juni 2024, pukul 18.12 WITA, setelah Maghrib.
Lengge Bin Sinollah, yang meninggalkan seorang istri, 7 anak, 20 cucu, dan 2 cicit, adalah sosok yang dicintai dan dihormati oleh banyak orang. Beliau merupakan figur yang dikenal baik di lingkungannya.
Almarhum juga aktif sebagai anggota Jamaah Masjid Nurul Yaqin Buntulu hingga akhir hayatnya, menunjukkan komitmennya terhadap kegiatan keagamaan dan sosial di lingkungannya.
Meninggalnya Lengge Bin Sinollah merupakan kehilangan yang besar bagi keluarga, teman-teman, dan masyarakat Jeneponto. Semoga Almarhum mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan ini.
Dalam acara Ta’ziah malam ketujuh bagi Almarhum, Sabtu (8/6) pihak keluarga mengundang Ustadz Baharuddin Awing sebagai pembawa tausiyah.
Dalam tausiyahnya, Ustadz Baharuddin Awing mengingatkan bahwasanya, mati adalah suatu kepastian, kata nabi kalau ada orang datang ke orang yang berduka, lalu tidak mengeluarkan air mata, itu karena belum tahu bahwa mati itu ada.
“Orang tidak mati, hanya pindah tempat. Karena itu kita jangan takut pada kematian. Yang kita takuti adalah kalau kita mati lalu tidak ada yang kita bawa,” jelas Ustadz Baharuddin Awing.
Lanjut kata ustadz, Kita ini dari tidak ada, lalu menjadi ada, lalu kemudian kita akan tiada.
“Karena itu, Saya pesan kepada anak, cucu dan cicitnya agar selalu mendoakannya, karena doamu adalah keselamatan Almarhum di alam kuburnya,” pinta Ustadz.
Ikut hadir, Syamsuddin Awing Kepala Perwakilan Sulsel, koransinarpagi.com, Kepala Dusun Buntulu, aparat desa Kampala, tokoh agama, tokoh masyarakat dan sejumlah undangan lainnya. (Abd. Rahman Syam)