MAKASSAR, Aliefmedia.com – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Selatan kini resmi dipimpin oleh Darmawangsyah Muin setelah terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) yang berlangsung di Hotel Santika Makassar, Rabu (19/11/2025).
Wakil Bupati Gowa tersebut ditunjuk sebagai ketua baru KONI Sulsel setelah satu-satunya kandidat lain, Meity Rahmatia, dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh tim penjaringan sehingga tidak dapat melanjutkan ke tahap pemilihan.
Menerima mandat itu, Darmawangsyah langsung menyampaikan target besar: membawa Sulsel menembus 10 besar Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 yang akan digelar di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia menegaskan, pencapaian itu hanya bisa terwujud melalui kerja sama erat dengan seluruh pemangku kepentingan olahraga di daerah.
Darmawangsyah mengakui tantangan yang menanti tidaklah ringan. Namun ia percaya bahwa kebangkitan olahraga Sulsel sangat mungkin dicapai apabila seluruh elemen bergerak bersama.
“Insyaallah dengan kekompakan KONI Sulsel, dukungan pengurus, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi, marwah dan martabat olahraga kita bisa kembali,” ujarnya optimistis.
Ia menambahkan bahwa KONI berfungsi sebagai pelaksana teknis, sementara kebijakan besar—khususnya terkait dukungan anggaran—berada pada pemerintah daerah. Karena itu, ia berharap perhatian lebih dapat diberikan pada periode kepengurusannya.
“Kami berharap pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota bisa memberi perhatian khusus, sekaligus membuka ruang kolaborasi dengan semua pihak,” jelasnya.
Salah satu agenda prioritas Darmawangsyah adalah memperkuat pembinaan atlet muda. Ia memastikan bibit atlet dari berbagai daerah akan dibina secara serius di tingkat provinsi untuk dipersiapkan menghadapi PON 2028.
“Insyaallah 2028 kita tampilkan atlet muda hasil pembinaan jangka panjang. Target kami Sulsel bisa masuk lima besar, minimal sepuluh besar,” tegasnya.
Menanggapi penurunan prestasi Sulsel pada beberapa PON terakhir, Darmawangsyah menilai hal itu terjadi akibat berkurangnya perhatian pemerintah dan terbatasnya anggaran pembinaan.
“Perhatian pemerintah menurun drastis, sementara pembinaan membutuhkan dukungan dana yang tidak sedikit agar atlet bisa berkembang,” ungkapnya.
Selain berharap pada dukungan pemerintah, ia juga membuka pintu bagi sektor swasta dan BUMN untuk bersinergi melalui program CSR.
“Kami akan mengajak sponsor dan BUMN untuk ikut berkontribusi melalui CSR. Kami akan berupaya maksimal mengetuk hati para pemangku kebijakan demi mengembalikan kejayaan olahraga Sulsel,” pungkasnya.(*)

