Makassar, Aliefmedia.com — Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah mengizinkan para Pedagang Kaki 5 (PK-5) berjualan di kawasan GOR Sudiang tanpa harus dipungut bayaran. Tapi dengan catatan, pedagang wajib menjaga kebersihan.
Hal itu ditegaskan Nurdin Abdullah saat menemui pedagang di GOR Sudiang Ahad, (4/11/2019) pagi. Para PK-5 pun meluapkan rasa suka citanya.
“Terima kasih Pak Gub. Selama ini pedagang memang dipungut bayaran,” teriak Ramli salah satu PK-5.
Mendengar hal itu NA meradang. “Tidak boleh ada pungutan lagi kepada pedagang. Ini tanah negara. Kalau ada pungutan siapa yang pungut, dan pertanggungjawabannya kepada siapa?” tanya mantan Bupati Bantaeng dua periode ini.
Tetapi sebagai kompensasinya, NA meminta kepada seluruh pedagang untuk menjaga kebersihan lingkungan.
“Tapi ingat, harus jaga kersihan. Kalau kotor, tidak boleh menjual lagi,” ancam NA.
Nurdin Abdullah memberi kebebasan kepada pedagang untuk melanjutkan kegiatan berdagangnya sampai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel menata pengembangan kawasan GOR Sudiang.
“Silahkan tetap berjualan sambil menunggu kios yang dibangun pemerintah. Nanti ada tempat khusus untuk jualan,” janji NA di hadapan PK-5.
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Kadispora) Sulsel Sri Endang Sukarsih mengaku bersyukur karena Gubernur NA sudah berkunjung dan berdialog langsung dengan PK-5.
“Alhamdulillah Pak Gub sudah datang. Saya kira ini bentuk perhatian beliau. Dengan hadirnya Pak Gub saya yakin semua bisa jelas,” kata Sri.
Ia menjelaskan jumlah PK-5 yang terdata 118. Setiap pedagang menempati lapak yang luasnya 3×3 meter. Para pedagang dikenakan bayaran Rp 5 ribu permeter perhari.
“Ini salah satu pemasukan Dispora Sulsel yang masuk di kas daerah. Dan ini bagian dar PAD,” ungkap Sri.
Namun Sri mengakui para pedagang selama ini kurang mengindahkan tata kelola lapak-lapak mereka. Termasuk dari aspek kebersihannya.
“Akibatnya kawasan tempat berjualan di sepanjang GOR Sudiang terkesan kumuh. Jumlah pedagang juga makin bertambah dari 118 menjadi sekitar 200-an pedagang,” sebut Sri.
Demi memperindah kawasan tersebut Dispora Sulsel melakukan penataan. Sayangnya upaya ini kurang mendapat dukungan dari pedagang. Kisruh pun tak terhindarkan. Ribut-ribut ini memaksa Gubernur NA turun menemui pedagang (Red)