Era Revolusi 4.0 Dan Era Disrupsi diabad Ke-21, Dosen Tidak Lagi Mengajar Secara Teori di Kelas

Jakarta, Alief Media Nasional – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menargetkan perubahan pembelajaran di dalam kelas pada perguruan tinggi di Indonesia.

Sebagaimana telah dilansir dilaman CNN, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Nizam mengatakan perkembangan teknologi menuntut perguruan tinggi mengasah kemampuan mahasiswa belajar mandiri, sehingga pembelajaran di dalam kelas harus berubah.

“Kita akan semakin engage dengan teknologi, sehingga kelas-kelas kita harus berubah. Ruang kelas tidak lagi tempat untuk dosen memberikan kuliah, tapi ruang diskusi selesaikan permasalahan,” kata Nizam dalam diskusi yang disiarkan Youtube PT PII Channel, Kamis 20/5/21.

Nizam menjelaskan nantinya, pembelajaran di perguruan tinggi akan dilakukan dengan sistem flip classroom, di mana pembelajaran teori dilakukan di luar kelas menggunakan rekaman mengajar dosen atau platform digital seperti YouTube, Coursera atau Udemy.

Sementara kegiatan yang dilakukan di kelas adalah tindak lanjut dari pembelajaran teori yang dilakukan di luar kelas. Dalam hal ini, jelas dia, kelas menjadi ruang berdiskusi, berdebat dan berargumentasi terkait permasalahan yang ada di lapangan.

“Bukan lagi dosen di depan kelas berdiri, berikan kuliah, itu mungkin 10 persen. 90 persen ruang diskusi. Di rumah waktunya belajar teorinya, yang belum jelas didiskusikan di kelas,” jelas kata dia.

Nizam mengatakan kegiatan ini juga bisa dilakukan secara kolaboratif antar program studi atau fakultas. Menurutnya dengan proses belajar seperti ini, perguruan tinggi bisa dengan lebih mudah mengasah keterampilan yang dibutuhkan mahasiswa di zaman sekarang.

Dengan revolusi industri 4.0 dan era disrupsi di abad ke-21, Nizam menjelaskan mahasiswa dituntut memiliki kemampuan belajar mandiri. Ia mengatakan pembelajaran tidak bisa lagi mengandalkan motivasi dari eksternal.

Menurutnya, ini karena pesatnya perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan perkembangan ilmu dalam waktu yang cepat pula. Setiap orang dituntut untuk terus mengasah ilmu dan belajar hal baru setiap saat.

“Jadi mahasiswa belajar bukan karena ada dosen atau karena diawasi langsung atau ada temannya mendorong atau motivasi. Tapi motivasi dari diri sendiri,” tuturnya.

Menurut Nizam, kemampuan ini mulai terasah semenjak pandemi Covid-19 memaksa sektor pendidikan menerapkan pembelajaran jarak jauh. Dengan begitu, mau tidak mau mahasiswa dituntut belajar mandiri tanpa bimbingan dosen. Ia pun berharap hal ini terus didorong (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.