Makassar, AMN – Kapolda Sulsel Irjen Pol Drs.Merdisyam mengatakan Kinerja 100 hari Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo sejak dilantik akhir bulan Januari hingga saat ini mendapatkan apresiasi karena sangat sesuai dengan apa yang menjadi harapan masyarakat selama ini.
Menurutnya, berbagai dinamika persoalan kebangsaan satu demi satu diurai akar permasalahannya terutama dalam hal pelayanan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Di tengah- tengah peradaban teknologi yang menjadi karakteristik masyarakat era industry 4.0 kapolri mencoba melakukan langkah awal program dengan nama PRESISI untuk membangun kwalitas pelayanan masyarakat berbasis teknologi.
Terobosan cerdas program kemasyarakatan Kapolri patut diapresiasi karena dari sinilah langkah- langkah kerja dimulai dengan mereformasi dan mengakselerasi cara- cara kerja kepolisian untuk kepentingan keamanan dan kenyamanan masyarakat dan negara dengan mengandalkan teknologi.
Dikatakan pula, Beberapa program yang sangat nyata dirasakan manfaatnya oleh masyarakat saat sekarang ini adalah hadirnya polisi virtual yang mampu mengawasi lalulintas media, berita di dunia online.
Selama perkembangan media online, masyarakat sangat merasakan gencarnya berita-berita hoaks, provokatif, kriminalitas melalui media seperti penipuan, penganiayaan dan sebagainya.
Kini polisi virtual hadir untuk mengawasi, mengantisipasi dan meminimalisasi persoalan-persoalan tersebut. Sementara itu Traffic Control System makin merata di seluruh Indonesia terutama di kota-kota besar.
Dengan system ini semakin memudahkan polisi melakukan pengawasan lalu lintas karena sudah terbantu dengan menggunakan Teknologi Digital Circuit Television (DCCTV).
Harus diakui bahwa keamanan dan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas semakin meningkat, relative dapat meminimalisasi kemacetan dan kecelakaan.
Manfaat lain yang dirasakan masyarakat sat ini adalah pengurusan SIM, STNK, dan SKCK saat ini telah melibatkan teknologi, sehingga masyarakat dapat mengurus kelengkapan ini secara online, tanpa harus datang langsung ke kantor polisi.
Terkait tentang issu radikalisme dan terorisme yang akhir- akhir ini marak terjadi di Indonesia, Kapolri dengan strategi yang sangat tepat melakukan silaturrahmi dengan berbagai organisasi- organisasi keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah.
Hal ini sebagai bukti bahwa Polri siap bekerjasama dengan ormas-ormas islam untuk memberantas faham radikalisme dan terorisme di Indonesia. Polri dibawah kepemimpinan Jendral Sigit telah menunjukkan kesungguhannya dalam memberantas faham dan aksi terorisme yang sangat meresahkan.
Sebagai bukti nyata kasus bom bunuh diri di gereja Katedral Makassar dengan cepat dapat ditangani dan sebulan terakhir sebanyak 52 orang yang diindikasi komunitas jaringan radikalisme dapat ditangani dengan baik.
Kedekatan kapolri dengan ormas-ormas Islam sangat memengaruhi kepercayaan (trust) masyarakat terhadap dunia kepolisian.
Hal tersebut dapat terlihat dari adanya penerimaan kepolisian dalam mengawasi dan menjaga masjid-masjid disetiap kegiatan ibadah. Ini terbukti selama bulan suci ramadhan kepolisian dapat bekerja sama dengan baik bersama dengan takmir dan remaja masjid dalam menjaga keamanan.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol E.Zulpan, dalam berbagai kesempatan, mengutarakan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meluncurkan jargon khusus untuk program 100 hari kerja. Yakni, Presisi. Akronim dari Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan. Sebanyak 16 program prioritas Kapolri akan mencerminkan konsep tersebut.
Konsep Presisi akan menjadi panduan untuk semua program kerja jajaran Polri. Mulai Mabes Polri hingga polsek se-Indonesia. ’’Diterapkan di setiap satuan melalui rencana aksi masing-masing satker,’’ terangnya.
Dijelaskan Kapolda, Presisi akan menekankan kemampuan predictive policing untuk menakar gangguan kamtibmas. Prediksi dilakukan dengan berbagai analisis berdasar pengetahuan, data, dan metode yang tepat. Dengan begitu, polisi dapat mencegah gangguan kamtibmas sejak dini. (syam)