Jeneponto, AMN – Salah satu tradisi yang masih berlaku dan bertahan hingga saat ini adalah tradisi Annyumbang (memberi sumbangan) kepada yang akan melangsungkan pernikahan terkhusus kepada pihak laki-laki.
Annyumbang, adalah memberi sumbangan kepada calon mempelai pria dalam bentuk uang tunai dengan jumlah yang tidak ditetapkan, tergantung kemampuan dan keikhlasan masing-masing.
Peserta Annyumbang diperuntukkan kepada keluarga atau kerabat mempelai pria, dan juga masyarakat umum lainnya dengan maksud ikut membantu dan berpartisipasi meringankan beban biaya dari pihak laki-laki, sifatnya gotong royong yang hingga saat ini masih terjaga dengan baik.
Sebagaimana yang disampaikan Salah satu tokoh masyarakat di Jeneponto, H. Abd. Hamid dg. Ngampi pada acara Annyumbang yang dilaksanakan oleh warga di Dusun Buntulu Desa Kampala Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto pada, hari Minggu (26/09).
“Annyumbang sudah berlangsung lama. Kegiatan ini dimulai sejak tahun 70-an, dan masih terpelihara dan terjaga hingga saat ini,” kata H. Abd. Hamid.
Masih kata H.Abd.Hamid, tujuan dari annyumbang ini adalah membantu kemudahan bagi calon mempelai pria yang akan mengantar uang belanja kepada calon mempelai wanita, jelasnya.
Seperti diacara malam itu, terkumpul uang sebagai mana yang dicatat oleh Rustam dg. Lili, Kaur Pemdes Kampala yang dibantu oleh Saharuddin dg. Lara sebesar Rp. 36.350.000,- .
Selain acara Annyumbang, dilanjutkan dengan Abbayu leko’ dan Pembacaan Barazanji.
Abbayu leko (Sirih Pinang) adalah salah satu prosesi adat atau tradisi pernikahan yang harus dilakukan oleh pihak calon mempelai pengantin laki-laki ke keluarga pihak perempuan. Biasanya diantar bersamaan dengan uang belanja. (Abd. Rahman Syam).