BULUKUMBA, Aliefmedia.com – Komunitas Koin Untuk Negeri yang merupakan Salah satu Komunitas Kemanusiaan yang berada di Kabupaten Bulukumba, mengadakan kegiatan Bazar dialog dengan Tema, bagaimana sih dunia pendidikan di Bulukumba, Kelurahan Ela-Ela di Zuyu Coffee kabupaten Bulukumba, Senin (14/3).
Ketua Panitia Kegiatan, Mahendra mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk berbagi Pengetahuan dan Informasi terkait Masalah Pemerataan Pendidikan yang ada di kabupaten Bulukumba dan Juga sebagai sarana bersilaturahmi sesama Komunitas Relawan yang ada di Kabupaten Bulukumba.
Mahendra juga berharap, semoga Kegiatan ini menjadi awal dari kebersamaan kita, utamanya komunitas relawan yang ada di kabupaten Bulukumba itu sendiri. Terkait Masalah Tidak Meratanya Pendidikan hari ini Semoga Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Relawan Kemanusiaan itu bisa saling bekerja sama dalam meminimalisir masalah tersebut.
“Kami juga berharap Relawan Kemanusiaan kedepannya itu bisa saling berkolaborasi apa lagi menyangkut persoalan orang banyak”. Harapnya.
Senada dengan yang disampaikan juga oleh salah seorang penggiat Budaya di kabupaten Bulukumba Andikha Mappasomba, Peran Pemuda dan Relawan itu sangat di butuhkan sebagai bentuk apresiasi kepedulian terhadap kehidupan bangsa dan negara, untuk itu harusnya pemuda, Relawan dan semua elemen masyarakat ikut serta memajukan pendidikan.
Lanjut Andika mengatakan Tidak ada kurikulum lokal di bulukumba, termasuk yang diusulkan oleh PKB tapi selalu terbentur. Karena tidak semua legislator punya pemilkiran kultur.
Di Bulukumba ada perda pinisi, tapi tidak ada budayawan yang dipanggil untuk membahas itu. Kebanggaan kita terhadap bulukumba masih sukuistik, Ini terjadi karena kegagalan pendidikan, Kondisi pendidikan saat ini kadang tidak berimbang dengan kemajuan misalnya ketika seorang anak sudah tahu menggunakan michat, tapi gurunya belum tahu. Masih mempersoalkan sepatu dan seragam.
Dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Sekertaris komisi D DPRD Bulukumba, Andi Soraya Widyasari dari fraksi PKB. Dalam kesempatan itu ASW mengatakan Terkait kondisi pendidikan, kita bisa pungkiri masih banyak hal yang perlu dibenahi. Tapi untuk perbaikan itu bukan hanya tugas satu pihak tapi tugas kita bersama-sama, dalam hal ini pemerintah bersama relawan pendidikan.
Apa yang harus dilakukan pemerintah? Yah harus membuka diri terhadap pemuda2 di Bulukumba. Sumbangsi DPRD mengikut pada RPJMD, budget anggaran untuk bidang kebudayaan sangat minim. Sudah dievaluasi, kenapa instansi terkait mengusulkan sangat sedikit kegiatan? InsyaAllah, di tahun 2023 kami dari fraksi PKB siap untuk mendukung kebudayaan di Bulukumba.” Terangnya.
Ditempat yang sama Founder Rumah baca Pinisi Bulukumba, Basmawati Haris mengatakan Jangan hanya datang untuk menyalurkan bantuan tapi datang berbaur dan berbagi pengetahuan, Relawan pendidikan itu harus tahu bagaimana bersosialisasi dan bagaimana menghidupkan suasananya.
Relawan dituntut untuk merinovasi memberikan contoh Kabupaten Bulukumba, merupakan kabupaten dengan pegiat literasi terbanyak. Di awal memulai saat itu 2015. Dari situ lahir rumah baca pinisi dan kucang pustaka di Bonto Sunggu.
Hari ini, Di forum pustaka bulukumba ada lebih dari 100 rumah baca dikelola secara pribadi dan bekerjasama dengan pemerintah desa. Saya melihat relawan berkolaborasi, jika tidak, tidak lahir banyak rumah baca di Bulukumba. Selama ini, penggiat literasi hadir tidak bisa mengatasi seluruh masalah pendidikan yang ada karena kita hanya punya tenaga dan cinta.” Ujarnya.(*)