JENEPONTO, Aliefmedia.com – Perseteruan antara Sahid,SE salah satu Pengurus Masjid An-Nur Kulanga Desa Bulo-Bulo Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto dengan salah satu jamaah Arbintang (17) yang terjadi beberapa hari yang lalu, kini berakhir damai.
Perseteruan yang sudah melibatkan keluarga Arbintang berawal dari adanya issu yang beredar bahwasanya Sahid,SE yang juga Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Desa Bulo-Bulo melarang Arbintang melakukan adzan maupun memimpin Sholat berjamaah.
Hal tersebut membuat orang tua Arbintang (Ramil Sain) tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Sahid,SE. Sebab menurutnya pelarangan adzan di masjid tidak sesuai dengan apa yang menjadi kebiasaan di masjid dan mencederai pribadi Arbintang. Akibatnya, Arbintang tidak lagi berani melakukan adzan apalagi menjadi Imam Sholat.
Melihat hal tersebut, untuk tidak berlarut-larut permasalahan meluas ditengah masyarakat, Sahid, SE yang dimediasi oleh Kepala Desa Bulo Bulo Andi Asrir Indrajaya dan Muh.Sahid,SE akhirnya secara bijak menyampaikan permohonan maafnya , Muh.Sahid katakan, bahwa dirinya hanya menegur Arbintang agar memperbaiki gerakan sholatnya untuk tidak terlalu cepat. ujarnya
Kepada Aliefmedia.com / Aliermedia.id dirinya menyampaikan permohonan maaf. Hal itu bukan untuk menjatuhkan keluarga dari Arbintang, terlebih Ramil Sain, orang tua Arbintang,
“Saya selaku Pengurus Masjid An-Nur Kulanga , menyampaikan permohonan maaf kepada pak Ramil, atas apa yang pernah saya sampaikan berupa teguran kepada Arbintang terkait masalah adanya issu bahwasanya saya melarang Adzan dan memimpin sholat jamaah.
Hal yang saya lakukan terhadap Arbintang itu sifatnya hanya untuk memperbaiki saja, saya tidak berniat untuk menjatuhkan pak Ramil orang tua Arbintang, sama sekali tidak.
Dia akui memang sempat ada beberapa jamaah yang mengeluh saat Arbintang memimpin sholat berjamaah saat itu, diantaranya adalah Ustad Guntur, Daeng Sijaya dan beberapa jamaah yang tua lainnya.
Karena itu, sekali lagi Saya atas nama pengurus masjid menyampaikan permohonan maaf kepada pak Ramil. Dan saya sama sekali tidak berniat untuk menjatuhkan pak Ramil, namun itu hanya bersifat ingin memperbaikinya.
Saya akui, Arbintang bacaannya bagus,Suaranya bagus dan bahkan tajwidnya pun baik, cuman mungkin karena kecepatan gerakan sholatnya itulah yang ingin kita perbaiki, ” Ungkap Muhammad Sahid,SE kepada redaksi Aliefmedia Nasional.
Usai memberikan pernyataan tersebut, Ramil Sain (RS) pun menerima segala permohonan maaf dari Muhammad Sahid,SE.
“Manusia tak luput dari salah dan khilaf,” kata Ramil Sain menanggapi permohonan maaf tersebut. (Rahman Syam)