PONOROGO JATIM, Aliefmedia.com – Pengadaan pupuk bersubsidi dari pemerintah dirasakan kuran mencukupi kebutuhan petani, bukan hanya di wilayah Ponorogo tapi beberapa daerah di Indonesia dirasakan tidak jauh berbeda. Padahal pupuk sangat vital bagi proses pengolahan pertanian.
Memberikan solusi terkait itu, Pemerintah Desa Menang Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo Jawa Timur berupaya dalam mendukung peningkatan hasil pertanian melalui berbagai cara, diantaranya pembinaan petani melalui sosialisasi maupun pelatihan guna memberikan solusi alternative peningkatan hasil produksi melalui pembuatan pupuk dengan biaya yang lebih murah dan ramah lingkungan.
Kegiatan pelatihan yang mengambil tempat di gedung Balai Latihan Kerja Komunitas Desa Menang selain di hadiri oleh seluruh anggota kelompok tani “Subur”, juga di hadiri Imam Rohni selaku Camat Jambon sekaligus membuka acara yang bertajuk “Pelatihan TTG (Teknologi Tepat Guna) Pertanian Pembuatan Granul Dari Bahan Kohe”. Sebagai nara sumber adalah dari Praktisi bidang terkait dari BPP.
“Desa Menang memang masyarakatnya mayoritas adalah petani, dengan adanya keluhan masyarakat terkait pemupukan, kami dari pemerintah desa terus berupaya menampung dan memberikan solusi yang diantaranya dengan memberikan pelatihan pembuatan pupuk kandang sebagaiman,” kata Imam Tamami Kepala Desa Menang saat di temui Aliefmedia.id / Aliefmedia.com, pada Senin (3/6).
Sebagaimana di terangkan Imam Tamami selaras dengan apa yang di sampaikan Camat Jambon bahwa perlunya merekondisi tanah pertanian akibat dari pemakaian zat zat kimia selama ini dengan memberikan pupuk organik, dengan maksud untuk menjaga kesuburan tanah secara alami di masa depan.
“Saya rasa ini merupakan solusi yang baik ya, dengan memberikan pupuk dari Kohe (kotoran hewan) yang diolah sendiri oleh petani untuk diaplikasikan pada lahan yang ada, sehingga dengan cara alami kedepan kesuburan tanah akan tetap terjaga”. Katanya.
Selain mengadakan pelatihan bagi seluruh anggota kelompok tani yang ada, pihak pemerintah desa juga memberikan fasilitas berupa dua unit alat pembuat granul dan dua unit coper (pencacah rumput) pada pengolahan fermentasi pakan ternak.
Adapun dalam pelatihan pembuatan pupuk kompos yang dilaksanakan, diterangkan bahwa pengolahan pupuk alami akan memakan waktu atau proses pengerjaan selama kurang lebih 2 minggu atau 14 hari dengan menggunakan alat sederhana antara lain, terpal, cangkul, sekop, sprayer.
Adapun komposisi bahan kompos adalah sebagai berikut,
- Kotoran hewan / tletong 1 ton
- Katul halus 25 Kg.
- Molase/ tetes 1 liter / gula 1 kg
- Dolomit 3 kwintal
- EM4 1liter/ Stardec / MA 11 dan
- Tricoderma Sp 1 liter.
Dengan cara pembuatan, kohe (kotoran hewan) di ratakan setinggi kurang lebih 30 cm lalu di sirami atau di semprot dengan dekomposer yang telah di campur gula atau molase, lalu di taburi katul halus lalu di aduk rata.
Dolomit dan arang sekam di taburkan di atasnya lalu di aduk kembali hingga merata, setelah itu di tutup dengan terpal dan didiamkan selama 2 minggu atau 14 hari ke depan.
Cara pembuatan kompos memang tidak terlalu sulit dan sebagaimana di utarakan, bahwa pupuk organik yang di hasilkan akan membantu mengembalikan kesuburan tanah dalam jangka panjang. Hal ini tentu sangat menguntungkan petani karena bisa lebih menghemat pemakaian pupuk kimia yang lebih berpotensi merusak kesuburan tanah.
Pelatihan pembuatan pupuk organik granul ini dengan narasumber Damun dan Sholeh. Dan sebagaimana di ketahui, dalam pelatihan yang di adakan Pemerintah Desa Menang tersebut, juga memberikan arahan tentang cara pembuatan bubur california dan cara pembuatan fermentasi pakan ternak dengan bahan jerami.( Ibrahim)