
BULUKUMBA, Aliefmedia.com – Lebaran selalu identik dengan beragam hidangan khas yang menghiasi meja makan, salah satunya adalah aneka kue kering yang menjadi favorit di setiap rumah. Di tengah-tengah Ramadan ini, para produsen kue kering mulai sibuk memenuhi pesanan pelanggan mereka, seperti halnya Rumah Kue Faiha yang berlokasi di Dusun Sawere, Desa Bontoraja, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba. (Kamis, 20/3/2025).
Muhaeminah, pemilik Rumah Kue Faiha, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, kue-kue kering seperti coklat stik dan nastar tetap menjadi favorit utama di musim Lebaran. Nastar sendiri merupakan kue tradisional berbahan dasar tepung terigu, mentega, dan telur, yang diisi dengan selai nanas, cokelat, atau durian, yang selalu menggugah selera saat Lebaran tiba.
“Alhamdulillah, pesanan tahun ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun kemarin. Bahkan, jika saya tidak membatasi jumlah pesanan sejak kemarin, rasanya tidak mungkin bisa menyelesaikan semua pesanan tepat waktu. Target saya adalah menyelesaikan seluruh pesanan dua hari sebelum Lebaran, karena selain pesanan yang banyak, saya juga harus mempertimbangkan waktu istirahat karyawan saya. Saya memiliki tiga orang karyawan yang tentunya juga perlu mempersiapkan keperluan Lebaran di rumah mereka,” ujar Muhaeminah.
Rumah Kue Faiha memproduksi berbagai macam kue kering, di antaranya nastar, coklat lumer, cochochips, kastangel, coklat stick, Pelem Suiker, Thumprin, coklat mente, dan masih banyak varian lainnya yang siap memanjakan lidah para pecinta kue.
Soal pemasaran, Muhaeminah mengaku masih mengelola semua sendiri bersama suaminya. Mereka memanfaatkan media online untuk memperkenalkan produk mereka kepada masyarakat. Selain itu, beberapa pelanggan bahkan datang langsung ke rumah untuk membeli kue-kue tersebut. Meskipun sedikit kewalahan, Muhaeminah tetap fokus karena dia menyadari pentingnya pemasaran untuk memperkenalkan produk mereka lebih luas.
“Alhamdulillah, pemesanan kue kering bukan hanya dari Bulukumba, tetapi juga dari luar daerah seperti Pinrang, Bantaeng, Makassar, dan bahkan baru-baru ini kami mengirim pesanan ke Kalimantan Tengah, tepatnya di Kota Waringin Timur (Sampit),” tambahnya.
Mengenai harga, Muhaeminah menjelaskan bahwa harga kue kering yang dijual di Rumah Kue Faiha per toples kecil adalah Rp50.000, sementara untuk harga per mika adalah Rp90.000. Kenaikan harga bahan baku kue yang melonjak membuat mereka terpaksa menaikkan harga, namun hal ini tetap terjangkau mengingat kualitas dan rasa yang ditawarkan.
“Semoga kue-kue yang kami buat dapat menemani kebahagiaan keluarga selama Lebaran dan membawa keberkahan bagi semua,” tutup Muhaeminah (Emmy), pemilik Rumah Kue Faiha.(*)