BULUKUMBA, Aliefmedia.com – Setiap pemimpin level kepala daerah memiliki gaya atau ciri khas tersendiri dalam mengelola pemerintahannya. Gaya tersebut bisa saja dipengaruhi dari latar belakang pemimpin yang bersangkutan. Tidak terkecuali Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf yang akrab disapa Andi Utta.
Misalnya dalam urusan rapat koordinasi dengan kepala OPD yang rutin dilaksanakan setiap hari Senin, Andi Utta yang menjabat bupati selama delapan bulan terakhir ini tidak memiliki model baku yang pakem bahwa harus di ruang rapat kantor.
Sejak menjabat, Andi Utta menggelar rapat rutin tersebut di beberapa tempat, selain di ruang Rapat Bupati, terkadang rapatnya digelar di Ruang Pola atau di Pendopo Rumah Jabatan Bupati.
Namun dua pekan terakhir, Bupati bersama Wakil Bupati menggelar rapat rutinnya di Warung Kopi (Warkop) 45, sekitar dua ratus meter dari Kantor Bupati. Setelah memimpin Apel Gabungan OPD, Bupati dan Wabup hanya berjalan kaki menuju Warkop 45 bersama kepala OPD.
Di Warkop inilah ditemukan makna sejati dari istilah Coffee Morning yang selama ini dilakukan oleh pejabat atau instansi. Dalam suasana santai sambil menyeruput kopi, Bupati Andi Utta dan Wakil Bupati Andi Edy Manaf membahas berbagai agenda dan permasalahan terkait penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Karena di Warkop ruangnya terbatas, sehingga metode rapatnya diubah. Para kepala OPD secara bergantian duduk di dekat meja Bupati dan Wabup tergantung dari topik yang dibahas. Perbincangannya pun tampak lebih santai tapi serius tanpa harus menggunakan pengeras suara sebagai di ruang rapat atau ruang pola Kantor Bupati.
Kepala Dinas Kominfo HM Daud Kahal yang dimintai tanggapannya terkait Coffee Morning ala Bupati dan Wakil Bupati ini mengungkapkan bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang berbeda dari gaya kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati saat ini.
Meski di Warung Kopi, namun menurutnya ternyata lebih efektif dalam hal komunikasi antara atasan dan bawahan
“Suasananya tampak lebih santai dan tidak monoton,” ungkapnya.
Mantan Sekwan ini menemukan sesuatu yang berbeda dari sosok keduanya. Hal tersebut, kemungkinan dipengaruhi karena sosok Bupati dan Wakil Bupati berlatar pengusaha, sehingga tipikalnya berbeda dari pimpinan sebelumnya.
“Tapi saya lihat dan amati proses komunikasi antara pimpinan dan para pejabat berjalan efektif,” kunci Daud Kahal. (**)