Bulukumba, Aliefmedia.com – Bank Indonesia mengadakan Rapat Koordinasi Digitalisasi Pendapatan dengan Pemerintah Kabupaten Bulukumba yang dipimpin langsung oleh Bupati, Andi Muchtar Ali Yusuf di Ruang Rapat Bupati, Jumat 16 September 2022.
Rapat ini juga dihadiri Wakil Bupati, Andi Edy Manaf, Sekretaris Daerah, Muh. Ali Saleng dan seluruh kepala OPD Pengelola PAD serta Bank Indonesia yang dipimpin oleh Ketua Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel, Devi Ika Puspitosari.
Bupati Bulukumba menyampaikan, bahwa pembangunan di Bulukumba saat ini masih bergantung pada APBN dengan porsi yang cukup besar. Oleh karena itu, perlu diadakan metode lain untuk menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Sektor Pajak dan Retribusi Daerah.
Salah satunya dengan cara mempercepat proses pembayaran secara digital. Selain memperkuat sinergi untuk melakukan digitalisasi di lingkungan Pemkab Bulukumba, diminta juga untuk bersinergi antar lembaga, termasuk aparat penegak hukum.
“Pembayaran secara digital tentu lebih cepat, tranparan dan akuntabel, juga untuk menekan kebocoran pembayaran pajak atau retribusi,” ungkap Andi Utta sapaan akrab Bupati Bulukumba.
Devi Ika Puspitosari, menyampaikan keterlibatan Pejabat Tinggi Daerah dan kolaborasi antar OPD merupakan faktor kunci menuju kategori Digital. Data menunjukkan bahwa masih sedikit kepala daerah atau sekretaris daerah yang memimpin langsung koordinasi Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).
“Jadi kami mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih, karena bapak Bupati Bulukumba memimpin langsung rapat koordinasi ini,” ungkap Devi.
Menurut Devi, peran TP2DD dalam meningkatkan PAD untuk kemandirian fiskal daerah sangat penting melalui elektronifikasi transaksi Pemda.
Oleh karena itu, salah satu rekomendasi dari Bank Indonesia, lanjutnya adalah Pemda diminta untuk meningkatkan kerjasama dengan Bank Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) melalui perluasan kanal pembayaran non tunai seperti teller, mobile banking, e-commerce, retail dan QRIS.
“Tentunya perubahan cara dari tunai menjadi digital ini memerlukan edukasi dan peningkatan literasi secara terus menerus di masyarakat,” kata Devi.
Analis Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sulsel, Riki Winatha menambahkan, bahwa persentase penerimaan PAD dari kanal digital untuk Kabupaten Bulukumba masih sangat rendah. Utamanya dari sektor pajak.
Untuk sektor retribusi, retribusi pintu masuk kawasan wisata Bira sudah membukukan sekitar 30 juta dari kanal QRIS. Melihat persentase penerimaan yang masih sangat kecil, maka Bank Indonesia datang langsung ke Bulukumba untuk mengetahui apa kendala yang dihadapi.
Adapun realisasi QRIS Person To Government (P2G) sepanjang Januari-Agustus 2022 baru mencapai Rp31,8 juta. Realisasi tersebut masih didominasi oleh Retribusi Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga Bulukumba.
“Jumlah ini juga jauh lebih kecil dibandingkan nominal QRIS General yang mencapai hingga lebih dari Rp1 Milyar per bulan,” terang Riki.
Meski demikian, Riki mengungkapkan, bahwa Bulukumba berada pada urutan ke-8 se Sulawesi Selatan untuk kategori penerimaan QRIS Retribusi terbanyak.
Sekda Bulukumba Ali Saleng menyampaikan potensi penerimaan retribusi dari sektor pariwisata sangat besar, oleh karena itulah elektronifikasi untuk pariwisata sudah dimulai sejak tahun 2018.
“Langkah utama yang dilakukan yaitu menarik sistem karcis dan mengganti dengan elektronifikasi,” ungkapnya.
Setelah mengadakan pertemuan dengan Bupati, Bank Indonesia melanjutkan dengan kegiatan sosialisasi Social Experimen untuk mengetahui sejauh mana pemahaman masyarakat Bulukumba tentang pembayaran digital.
Social Experimen pertama kali diadakan di ruang rapat Bupati dengan sasaran ASN yang ada di lingkup Pemda Bulukumba. Setelah itu dilanjutkan ke Pasar Cekkeng.
Keesokan harinya, Sabtu, 17 September 2022 di lanjut di Pasar Sentral Bulukumba. Acara sosialisasi kemudian dilanjutkan di kawasan Wisata Tanjung Bira yang menyasar pengunjung serta peserta dari acara Bira Sunset Run yang menjadi bagian dari Festival Pinisi 2022.(*)