Emirat Arab, aliefmedianews.com – Mungkin sudah banyak yang telah berbagi cerita tentang ini. Iya, tentang ngurus Drive Licence, SIM kalau di Indonesia, khususnya SIM mobil. Tapi, tak apalah ku juga akan berbagi cerita di sini. Ya, sekedar berbagi cerita dan pengalaman aja. Sekaligus nyimpan coretan di FB biar kelak jadi kenangan.
Awal-awal aku tinggal di Emirat, rasanya ku nggak minat untuk mengurus SIM, apalagi SIM mobil, wong beli mobil juga belum kepikiran. Kenapa? Emang saya mau kemana? Wong kerjanya cuman di masjid doang nggak kemana-mana, tempat tinggal pun dekat dengan masjid, kalau pun ada keperluan penting yang mengharuskan dengan mobil, kan ada kendaraan umum yang terbilang nyaman, murah dan mudah.
Kalau urusan pindah rumah, pindah lokasi masjid, kan ada mobil kantor (kendaraan Awqof) yang selalu stanbay mengantar imam-imam kemana pun ia ditempatkan. Intinya nggak kepikiran deh tuk beli mobil dan ngurus SIM.
Seiring berjalannya waktu, orang-orang Indonesia yang tinggal di Emirat selalu menyarankan dan menggoda “Punya mobil di sini penting banget loh, ust. Benneran. Di sini tuh, mobil itu boleh dibilang kebutuhan primer.” Saya sih masih aja nyantai mendengar rayuan mereka.
Saya memang jarang menggunakan transportasi umum, karena banyaknya orang Indonesia yang punya mobil, yang selalu siap membantu mengantar kemana saja bila saya perlu. Bahkan mereka menawarkan diri. “Bilang/telpon aja ust, kalo ada perlu.” Begitu tawaran mereka ke saya setiap bertemu. Kalo kaya gitu kan makin nyantai.
Tambah nggak minat lagi ketika orang-orang pada ngasih taw bahwa untuk mendapatkan SIM di Emirat itu nggak mudah. Sangat sulit. “Wadduh!” dalam hatiku. Saking sulitnya, ada orang yang sudah bertahun-tahun mengurus belum juga dapat. Kok bisa? Ya namanya juga sulit.
Apanya yang sulit? Ternyata yang sulit adalah tes nya. Khususnya tes terakhirnya, yakni tes nyetir di jalan. Kok tes nyetir aja susah? Apanya yang susah? Entar saya jelasin di bawah. Sabar dulu.
Kembali ke ceritaku. Saya akhirnya berniat dan bertekad mengurus SIM mobil juga karena beberapa orang Indonesia bilang “Ngurus SIM aja ust, kalau masalah mobil mah gampang. Dapatin SIM jauh lebih sulit daripada dapatin mobil.” Benarkah?
Ternyata benar teman-teman. Nyari mobil itu bisa sehari dapat asal ada duit. Tapi ngurus SIM itu bisa bertahun-tahun, walau banyak duit. Tapi emang sih, harga mobil di Emirat tuh bisa dibilang murah, apalagi mobil bekas (secon). Dan mobil bekas di Emirat pun bagus2 dan terpercaya karena terawat. Mengapa terawat, karena aturan negara yang mengharuskan semua kendaraan yang beroperasi harus “sehat lahir batin”. Jika tidak, kendaraan itu dilarang beroperasi. Dan untuk memastikan semua kendaraan sehat, diadakan pemeriksaan setiap tahun.
Mengapa saya mengurus SIM mobil? Karena motor di Emirat sangat jarang. Apalagi kalau pas musim panas, nggak mungkin kan naik motor.
Kembali lagi ke ceritaku Saking maunya orang yang nyaranin aku tuk ngurus SIM, sampe mereka yang bayarin biaya pendaftaran saya saat mendaftar (membuka file) di kantor Drive Licencing.
Bahkan selain dibayarin, juga di anter jemput. MasyaAllah baik banget itu orang. Beliau-beliau adalah Pak Sabar Riyanto dkk. Setelah mendaftar dengan memasukkan beberapa berkas, agenda berikutnya ialah mengikuti kuliah (pelatihan) sebanyak 6 jam pelajaran (2 hari). Setelah selesai kuliahnya, ada tes lisan dan tertulis. Jika lulus, akan maju ke langkah berikutnya, jika tidak, harus mengulang. Kabarnya aturan di kota Dubai lebih ketat lagi.
Alhamdulillah saya lulus tes sekali saja. Dan berikutnya adalah latihan parking (latihan memarkir kendaraan), baik memarkir ke belakang, maupun ke samping. Setelah latihan, lalu mengikuti tes parking (parkir). Saya sempat gagal saat tes pertama, dan alhamdulillah lulus saat tes kedua.
Training (latihan) nyetir di jalan,setelah itu tes lagi. Tes nyetir di jalan ini adalah tes terakhir, tapi tes inilah yang paling sulit. Karena sulitnya, di sinilah kebanyakan orang gagal hingga berkali-kali. Karena tesnya sangat sulit, maka waktu latihan yang diberikan lebih panjang, diberi kesempatan hingga bulanan bahkan berbulan-bulan. Sistem penjadwalan, kantor kepolisian (bagian Licence) menggunakan via email atau sms. Jadi kita mengetahui jadwal tes kita lewat sms.
Biasanya jadwal tes perorang itu setiap bulan sekali, atau dua bulan, bahkan ada yang 3 bulan sekali, tergantung lokasi/wilayahnya juga. Karena kantor polisi di masing-masing wilayah bisa berbeda-beda aturan dan jadwalnya.
Mengapa tes akhir (road tes/ tes nyetir di jalan) itu sulit? Karena banyak aturan yang harus dipatuhi. Seperti harus memeriksa kursi tempat duduk, memperbaiki posisi cermin/spion tengah (miror), dan memasang sabuk pengaman. Dan ketiganya itu harus berurutan sesuai pedoman, nggak boleh kembalik balik.
Persiapan kita sebelum jalan, kalau udah jalan, lebih banyak lagi; harus sering liat spion kiri, kanan dan tengah ,harus sesering mungkin. Ban mobil tidak boleh nginjak garis putus-putus (kecuali saat pindah jalur) apalagi saat di bundaran, harus benar cara masuk dan keluar dari bundaran, nggak boleh melewati batas speed (kecepatan) karena setiap ruas jalan ada batasan speednya, dan masih banyak lagi
Harus ada percaya diri, sementara kebanya kan kita kalau lagi di tes, apalagi ada polisi duduk di samping dan di belakang kita, jadi nggak percaya diri, alias grogi. Dan kalau udah grogi, pasti gagal. Seperti yang saya alami, hingga saya menjalani road tes sampai 5 kali baru lulus, dengan rentang waktu kurang lebih 10 bulan, Alhamdulillah. Saya mulai ngurus di bulan Juli 2018, dan lulus pada bulan Mei 2019.
Manfaatnya dari banyaknya aturan dan ketatnya uji kelulusan, adalah orang yang lulus mendapatkan SIM benar-benar mampu, lincah, layak dan mahir, serta sudah memahami semua aturan dan rambu-rambu lalu lintas dengan benar. Sehingga bisa meminimalisir pelanggaran dan kecelakaan. Itulah mungkin mengapa di Emirat sangat tertib lalu lintasnya. Sangat jarang kita melihat pengemudi melang gar hukum lalu lintas.
Memang ada alasan lain mengapa lalu lintas di Emirat sangat tertib, karena polisi menggunakan cara yang sangat jitu dan efektif. Bahkan membuat sang pelnggar jerah seketika. Apa itu? Yaitu denda yang tidak main-main. Bahkan jika pelanggarannya fatal, bisa-bisa biaya denda lebih tinggi dari harga mobilnya.
Udah yah ceritanya, malah ngelantur kemana-mana nih. Foto kawan yang di samping saya ini, juga beliau sedang proses mengurus SIM di Emirat, semoga cepat lulus yah Syeikh. Namanya Syeikh Khairunal Lembang Alam al-Fadani dari Padang.
Mengenai harga mobil, meski kata orang mobil terbilang murah, tapi bagiku tetap mahal, soalnya ku belum bisa beli. Tuh yang saya pake cuman
dikasih ama orang.
penulis Naskah :
Syekh.M.Saharuddin Sq. M.Ag
Editor :
Abd.RahmanSyam
Penyunting/Setting :
Kasmad Bachtiar