Bulukumba, Aliefmedia.com – Pilkada Bulukumba 9 Desember 2020 baru saja di helat. Proses panjang telah di lewati.
Usai Pilkada, Tak sedikit orang menaruh perhatian terhadap sosok Andi Makkasau. Perhatiannya di goreskan dalam tulisannya sebagai berikut :
“Saya pernah mengira Andi Makkasau ‘ruai’ saat menghadapi kondisi politik praktis, atau tepatnya politik partisipan yang kurang menguntungkan. Dugaan itu bermula saat mendengar informasi bahwa tokoh panutan di bidang ekonomi kerakyatan ini akan berkontestasi di Pilkada Bulukumba.
Saya pernah bergurau dalam hati, bahwa Andi Makkasau adalah kontestan politik terkategori partisan Pilkada. Sebab sama sekali dia tidak pernah tampil dalam gerakan politik. Itulah kenapa saya juga pernah mengira bahwa Andi Makkasau sangat labil menghadapi segala situasi politik yang sangat kondisional.
Tapi dugaan-dugaan itu salah. Ternyata sikap, karakter dan kebijakan Andi Makkasau dalam melakukan konsolidasi politik sangatlah matang. Dia seperti politisi senior yang tidak pernah memisahkan Sosial dan Politik. Seperti orang yang telah melewati banyak jenjang karier di dunia politik. Tenang tapi tegas. Petarung tapi bijaksana.
Itu saya temukan tercermin di pribadi Andi Makkasau setelah sedikit banyaknya berinteraksi langsung dengan beliau di Pilkada Bulukumba 2020. Di setiap kesempatan dia melakukan konsolidasi emosional, meski tidak bisa dinafikan bahwa didalamnya ada kepentingan politik elektoral. Dia tidak membirkan politik berjalan sendiri, tapi selalu berbarengan dengan sosial. Menyatu dalam kalimat “Sosial Politik”.
Saya tidak pernah melihat Andi Makkasau menghalalkan segala cara demi kepetingan elektoral dalam menatap Pilkada, meskipun kemampuannya sangat memungkinkan. Dia melenggang diatas panggung Pilkada dengan cara-cara bermartabat. Tidak keluar dari aturan main dan ambang batas rasional. Andi Makkasau menduhulukan konsep, gagasan, ide, visi dan misi sebagai bentuk komitmen pengabdian di masa mendatang. Dia tidak melakukan politik transaksional sebagai jalan pintas atau strategi efisien jelang pemilihan. Andi Makkasau kontestan yang paham soal hasil Pilkada yang “legitimate” sesungguhnya.
Meski tidak bisa dinafikan bahwa setiap kontestan membutuhkan podium kemenangan. Tapi bagi Andi Makkasau, podium itu harus diraih dengan kontestasi yang baik, tak melakukan upaya curang. Itu juga yang mungkin menjadi sebab, kenapa Andi Makkasau selalu saja senyum, meskipun hasi Pilkada tidak berpihak pada pengharapannya.
Andi Makkasau tidak menutup komunikasi meski tahu bahwa hasil Pilkada tak berpihak padanya. Emosional tak renggang meski Pilkada telah usai. Dia tetap hadir di tengah keluarganya, sahabat, relawan, loyalis atau apapun namanya. Andi Makkasau tegar.
Saya salah satu saksi mata. Hasil rekapitulasi Pilkada sudah ada di tangan, namun Andi Makkasau tetap berkumpul dengan relawan dan sahabatnya di Balleanging. Dia menghadiri undangan makan malam dengan riang gembira. Hasil Pilkada seperti tak mempengaruhi sedikit pun kedekatannya dengan warga.
Jangankan menang, hasil yang jelas-jelas belum berpihak, tetapi Andi Makkasau tidak pergi meninggalkan orang-orang yang telah berjuang bersamanya. Orang lain sekalipun. Dia tetap hadir menjadi sahaja untuk siapa saja. Seyumnya tetap sama, tulus dan tak ada yg berubah.
Andi Makkasau kesatria, dia menerima realitas politik tanpa ada yang berubah. Dia ada antitesa yang paham arti pengabdian. Bahwa untuk berguna bagi banyak orang, tidak dibatasi oleh ruang dan posisi.
“Bulukumba Terlalu Baik Buat Saya” kalimat ini pernah saya dengar dari mulut Andi Makkasau. Sebuah motivasi yang mendorong dirinya berniat menuju adang pengabdian yang lebih luas.
Andi Makkasau, patut di contoh.
Teruslah menebar kebaikan!
MF
Makassar, 18 Desember 2020