Bantaeng, aliefmedianews.com Telah terjadi pemarangan di desa Bonto-bontoa kec.Tompobulu Kab.Bantaeng kejadian bermula waktu malam minggu sekitar jam 10 pada tanggal 21 juni 2019
Korban adi (25) telah mengendarai sebuah motor berboncengan dengan Rahmi (15) tiba-tiba epi aprianto pelaku (27) mengikuti dari arah belakang dan memarangi korban dengan sadis tanpa diketahui penyebabnya,tutur megawati keluarga korban
Kini korban di rawat di RSUD Anwar Makkatutu Kab.Bantaeng selama empat hari dan sudah dilakukan operasi.
Korban mengalami luka robek di bagian rahang kiri yang mengakibatkan gigi korban patah , leher bagian belakang dan kepala bagian tengah dengan luka yang sangat serius serta punggung kena tebasan parang,kata dokter.
Dr.Sultan selaku Direktur Rumah sakit Mengatakan, Operasi berjalan lancar karena korban sudah bisa berkomunikasi dengan jelas.
Proses administrasi operasi belakangan karena ini persoalan nyawa manusia yang harus kita tolong, mengingat biaya operasi lumayan tinggi, sementara korban yang tidak mampu, ucap dokter sultan di kediamannya.
Kartu BPJS yang di gunakan korban untuk operasi tidak di tanggung karena ada beberapa krateria, ditanya terkait besaran anggaran dana operasi dr.sultan mengatakan itu 15 juta saja coba rumah sakit lain pasti standar 25 juta karena alatnya mahal.
Orang tua korban berharap agar biaya di rumah sakit agar kiranya di gratiskan atau dapat mengurangi karena kami orang kurang mampu, untuk biaya makan saja susah.
Dia mengatakan ( orang tua korban)sudah ada informasi bahwa biaya operasi hanya lima juta lima ratus, namun berbeda dengan tanggapan dr.sultan bahwa biaya itu hanya untuk obat saja.
Sementara pelaku pemarangan Epi aprianto malam itu juga diamankan pihak kepolisian di jalan bangau Kec.Bantaeng namun langsung di larikan ke rumah sakit Bulukumba akibat luka sobekan dengan parangnya sendiri di bagian paha sampai kaki, tutur M.Ridwan ( Kades Bonto-Bontoa) serta di benarkan oleh pihak kepolisian setempat.
Pihak kepolisian yang menangani Pelaporan dan surat penangkapannya sudah ada tapi dokter melarang sebelum perawatan insentif karena berakibat fatal sebab lukanya cukup serius yang bisa bengakibatkan kelumpuhan dan cacat seumur hidup, setelah keluar dari rumah sakit maka kami akan tangkap pelaku dan langsung memasukkan di sel untuk diamankan dan dimintai keterangan karena sejauh ini belum ada informasi pasti dari palaku terhadap pemaranga tersebut.kata Haerul ( Jf )