Jakarta, Aliefmedianews.com – Pengumuman Kabinet Indonesia Maju pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo turut menjadi perhatian media asing. Pendiri Gojek Nadiem Makarim adalah nama yang paling menjadi sorotan.
Bloomberg menurunkan berita berjudul ‘Jokowi Picks Gojek Founder Makarim as Indonesia Education Minister’.
“Presiden Indonesia Joko Widodo mengumumkan menteri dan kabinet dengan pendiri Gojek Nadiem Makarim menjadi Menteri Pendidikan yang baru,” tulis Bloomberg.
Berita serupa juga dirilis Tech In Asia yang mempublikasikan artikel dengan judul ‘Nadiem Makarim becomes Indonesia’s education minister, keeps Gojek stake’.
Sementara Nikkei Asia menyoroti tantangan yang akan dihadapi Gojek setelah kepergian Nadiem menjadi Menteri Pendidikan lewat artikel berjudul ‘Challenges loom for Gojek as founder quits for Jokowi cabinet’.
Terpilihnya Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, memunculkan harapan dunia pendidikan Indonesia akan lebih akrab dengan teknologi.
Nadiem berjanji akan melanjutkan inovasi yang selama ini dilakukannya di Gojek.
PKS memuji langkah Presiden Joko Widodo yang menunjuk Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) di kabinet periode kedua. Menurut PKS, Jokowi telah membuat pendobrakan besar.
“Dengan ditunjuknya Nadiem sebagai Mendikbud, Jokowi berani mendobrak kelaziman,” kata Juru Bicara PKS Muda, Ahmad Fathul Bari, kepada wartawan, Kamis (24/10/2019).
Sebab, menurut Fathul, Nadiem bakal menghadapi tugas-tugas yang cukup menantang di bidang pendidikan. Selain usia yang terbilang muda, Nadiem tidak memiliki latar belakang di dunia pendidikan.
Berbicara kepada media di Istana Negara, Nadiem mengatakan dunia pendidikan Indonesia adalah yang terbesar keempat di dunia, namun belum banyak perubahan dalam 20-30 tahun terakhir, meskipun Mendikbud dan Menristekdikti sudah membuat banyak kemajuan.
“Sudah banyak hal baik yang dilakukan pendahulu saya, Pak Muhadjir Arifin dan Mohamad Nasir. Mereka telah melakukan berbagai terobosan dan akan saya lanjutkan,” kata dia, Rabu (23/10/2019).
Menurut Nadiem di Indonesia ada 300 ribu sekolah dan 50 juta pelajar. Oleh karena itu, dia akan menerapkan apa yang dilakukan di Gojek yaitu meningkatkan peran teknologi untuk memodernisasi pendidikan.
“Mau nggak mau dengan 300 ribu sekolah dan 50 juta murid, peran teknologi akan sangat besar dalam kualitas, efisiensi dan administrasi sistem pendidikan.
Jadi peran teknologi sangat penting. Kita harus mendobrak, kita harus berinovasi,” tutup Nadiem.
Presiden Joko Widodo baru saja mengumumkan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju masa jabatan 2019-2024 di Istana Negara, Rabu (23/10/2019).
Salah satu tokoh yang cukup mencuri perhatian adalah Nadiem Makarim. Pendiri dan CEO Gojek ini akhirnya diumumkan menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Selain karena sosoknya yang lekat dengan perusahaan startup Gojek, Nadiem (35 thn) juga menjadi menteri termuda di kabinet ini.
Nadiem memang dikenal sebagai pengusaha. Namun, latar belakang keluarganya jauh dari ranah bisnis. Pria kelahiran Singapura, 4 April 1984, ini merupakan anak ketiga pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri.
Ayah Nadiem merupakan aktivis sekaligus pengacara ternama di tanah air.
Mendikbud Nadiem Makarim Mendirikan GoJek, Ia menghabiskan masa sekolah dasar dan menengah pertama di Indonesia, lalu melanjutkan pendidikan menengah atas di Singapura.
Lepas dari SMA, Nadiem melanjutkan pendidikan ke salah satu Universitas Ivy League di Amerika Serikat. Jenjang strata satu ia tempuh di Brown University jurusan Hubungan Internasional.
Ia juga sempat ikut pertukaran pelajar di London School of Economics and Political Science di Inggris.
Setelah menyabet gelar BA (Bachelor of Arts), Nadiem melanjutkan S2 ke almamater sang ayah, Harvard University, hingga meraih gelar Master of Business Administration.
Dengan ijazahnya, Nadiem kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan konsultan bertaraf internasional, McKinsey & Company di Jakarta.
Nadiem kemudian pindah ke Zalora Indonesia sebagai Co-founder dan Managing Editor selama setahun. Kemudian Nadiem berpindah perusahaan ke KartuKu dan menjabat sebagai Chief Innovation Officer di perusahaan layanan pembayaran nontunai itu pada 2013-2014.
Mendirikan Gojek di tengah-tengah lompat dari satu perusahaan ke perusahaan lain, pada 2010 ia mulai mendirikan startup sendiri yakni Gojek yang kini menjadi PT Aplikasi Karya Anak Bangsa.
Gojek lahir dari kejelian insting bisnis Nadiem yang mengaku sering menggunakan ojek untuk ke kantor. Ia pun mencoba mengawinkan teknologi dan ojek menjadi inovasi baru.
Kehadiran Gojek sangat distruptif. Gojek menjadi alat transportasi umum “rasa baru” di Indonesia dan cepat menarik perhatian masyarakat karena kemudahan akses yang ditawarkan.
Transportasi ini disambut baik dan berkembang hingga hari ini meski sempat beberapa mengundang kontroversi, terutama dari pekerja ojek konvensional.
Gojek berkembang pesat dan menjadi decacorn pertama di Indonesia sebagai startup dengan valuasi lebih dari 10 miliar dollar AS.
Bahkan, layanan Gojek tidak hanya beredar di Indonesia. Gojek telah melakukan ekspansi ke sejumlah negara Asia Tenggara, seperti Vietnam, Singapura, dan Thailand.
Kedekatan dengan Presiden Jokowi Nadiem beberapa kali mengundang Presiden Jokowi ke acara Gojek. Saat peluncuran Go-Viet-nama layanan Gojek di Vietnam-misalnya, Presiden Jokowi bahkan hadir langsung bersama dengan sejumlah menteri.
Ia juga pernah mendampingi RI 1 ke Silicon Valley, AS, Oktober 2015. Namun, Nadiem tidak sendiri, ia menemani Jokowi bersama pentolan startup lokal lain, yakni pendiri Tokopedia Wiliam Tanudjaya, pendiri Traveloka Ferry Unardi, dan pendiri Kaskus Andrew Darwis.
Kala itu, Nadiem beralasan bahwa keikutsertaannya adalah ingin mempromosikan Indonesia kepada investor global.
“Kami ingin beri tahu bahwa Indonesia adalah pasar potensial untuk investasi startup, bukan cuma India dan China,” kata Nadiem kala itu.
Kini Nadiem tak hanya jadi “juragan” Gojek. Ia resmi menjabat sebagai Mendikbud di Kabinet Indonesia Maju.
Dengan jabatan eksekutif ini, Nadiem bertanggung jawab untuk membantu meningkatkan sumber daya manusia (SDM). “Kita akan membuat terobosan yang signifikan dalam pengembangan SDM yang menyiapkan SDM siap kerja, siap usaha yang link and match antara pendidikan dan industri ada di wilayah Mas Nadiem,” ucap Jokowi saat memperkenalkan Nadiem sebagai Mendikbud (Abd.Syam/Red).
.