Dinsos Sebut Angka Kemiskinan di Jeneponto Mengalami Penurunan Drastis

Jeneponto, Aliefmedia.com – Kepala Dinas Sosial Kab.Jeneponto, H.Muh.Rusli Ramli,S. Sos.M.Pd menyebut bahwa angka kemiskinan di Kab. Jeneponto pada tahun 2019 itu sudah mengalami penurunan secara signifikan.

Salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Jeneponto dalam menekan angka kemiskinan ini adalah pemerintah melalui Dinas Sosial telah menggelontorkan berbagai program pengentasan kemiskinan dan program tersebut telah menunjukan angka yang positif.

H.Muh.Rusli Ramli, Kepada Aliefnedia.com saat ditemui di ruang kerjanya, mengatakan bahwa angka kemiskinan di kabupaten Jeneponto pada tahun 2019 sudah berada pada posisi angka 14,33 % atau 52.383 jiwa. ” Jumat (21/2/2020).

Dari 385.661 juta jiwa jumlah penduduk Kabupaten Jeneponto, Lalu kemudian Angka kemiskinan tersebut pada tahun 2018 lalu berada pada angka 15.22 % atau 54.888. Sehingga di tahun 2019, angka kemiskinan tersebut sudah bergeser menurun dan berada 14,33 % atau 52.383 jiwa. Kata Rusli Ramli.

“Tahun 2018, 15.22 % atau 54.888. dan pada tahun 2019, angka tersebut menurun menjadi 1,11 % tetapi Kabupaten lain juga berpacu menurunkan angka kemiskinan masyarakatnya,” katanya.

Rusli Ramli, menambahkan bahwa program yang di laksanakan untuk menurunkan angka kemiskinan selama ini dijalankan oleh Dinas Sosial Kabupaten Jeneponto adalah program penanganan kemiskinan, pemberian bantuan ternak kambing, ternak itik, Bantuan pengadaan mesin jahit, pengadaan perahu yang sumber Anggarannya dari APBD dan juga dari APBN,

“Ada program penanganan kemiskinan dengan kegiatan bantuan ternak kambing, ternak itik, pengadaan mesin jahit, pengadaan perahu ini untuk APBD untuk APBN, ada PKH ada Rastra dan rutilahu bantu disabilitas dan lansia,” tegas Rusli

Rusli Ramli mengakui, jika terjadinya angka kemiskinan kemudian terjadi kemiskinan itu disebabkan oleh faktor tingginya angka pengangguran dan kurangnya lapangan kerja yang tersedia.

“Salah satu Penyebab nya karena angka pengangguran tinggi, lapangan kerja terbatas dan keterampilan masyarakat masih sangat rendah, dan budaya ‘Siri’ masih menyelimuti ke hidupan masyarakat kita di Jeneponto, ” (Syam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.