Penulis : Muh. Saharuddin
Haji adalah Perjalanan Spiritual Tentulah sudah pasti bahwa ibadah haji merupakan perjalanan rohani atau religi, karena memang ia merupakan ritual ibadah mahdhah, bahkan termasuk rukun Islam atau ibadah pokok dalam syariat Islam. Ini menunjukkan bahwa ibadah haji bukan perjalanan biasa apalagi sekedar refreshing atau jalan-jalan ke luar negeri. Namun penulis ingin menguraikan sedikit makna yang lebih dalam lagi dari ibadah haji ini. Kebanyakan orang (umat Islam) menganggap ibadah haji hanya sekedar ritual syari’ah saja. Yaitu sekedar mendatangi baitullah, wukuf di Arafah dan seterusnya demi menggugurkan kewajiban lalu selesai sudah, sebagaimana ibadah salat dan ibadah-ibadah yang lainnya. Ada juga yang menunaikan ibadah haji demi untuk melihat tanah haram dan mencari pengalaman semata. Bahkan na’ûdzubillah ada yang hanya ingin mendapat gelar “haji”. Padahal ibadah haji bukan hanya perjalanan ibadah lahiriah (syari’ah) dalam rangka mencari pahala dan menggugurkan kewajiban. Tetapi perjalanan ibadah haji mengandung ajaran spiritual (hakikat) yang sangat mendalam. Bahkan di dalamnya terdapat ritual-ritual sufistik seperti dzikir, tafakur, uzlah, khalwat dan seterusnya, yang semua itu merupakan ajaran suluk atau tharîqah. Di samping itu, makna spiritual ibadah haji ialah meninggalkan seluruh aktivitas dan kesibukan duniawi, meninggalkan semua asesoris duniawi seperti rumah, pakaian, profesi, bahkan meninggalkan seluruh keluarga tercinta. Semua itu demi untuk fokus menemui Allah swt di rumahnya, lalu menikmati kebersamaan dengan-Nya tanpa sedikitpun terganggu oleh apapun dari kesibukan duniawi. Semua asesoris dunia, pangkat, jabatan, pakaian kebesaran, bahkan status sosial harus dilepas, lalu menghadap kepada Allah swt dalam keadaan suci, bersih dan tangan kosong. Mereka benar-benar membuktikan dan merasakan bahwa dirinya bukan siapa-siapa di hadapan Allah swt bahkan tidak memiliki apa-apa. Karena itu, ibadah haji sebenarnya adalah perjalanan rohani manusia dari dunia menuju Allah swt. Meninggalkan dunia dalam arti meninggalkan seluruh yang berkaitan dengan dunia lalu menfokuskan diri bersama Allah swt di rumah suci-Nya. Bahkan pada hakikatnya perjalanan menuju Allah dalam menunaikan ibadah haji hampir sama dengan orang yang sedang perjalanan menuju Allah saat meninggal dunia dan berpulang ke rahmatullah. Keduanya sama-sama berpulang kepada pencipta-Nya tanpa membawa apa-apa selain bekal takwa, dan hanya memakai pakaian lembaran kain putih. Hanya bedanya, orang yang berpulang ke rahmatullah (meninggal) tidak kembali lagi dan di sana mempertanggungjawabkan perbuatannya selama di dunia. Sedangkan orang yang menunaikan ibadah haji akan kembali lagi dan belum mempertanggungjawabkan amalnya. Itulah mengapa perintah untuk berbekal takwa bukan hanya bekal untuk pulang ke akhirat, tapi juga bekal untuk perjalanan ibadah haji. Bahkan ayat yang menyuruh manusia berbekal takwa itu justru berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji. Allah swt berfirman: “Dan berbekallah kamu, sungguh sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. al-Baqarah: 197). Ibadah haji pada hakikatnya adalah meninggalkan dunia ini walau hanya beberapa hari dalam arti menghilangkan dunia di dalam kalbu. Bahkan menghentikan lahiriah dari seluruh aktivitas dunia. Kecuali aktivitas yang memang tidak bisa ditinggalkan seperti makan, tidur, mandi dan sebagainya. Tetapi aktivitas-aktivitas itu pun harus diniatkan ibadah sehingga seluruh gerak-gerik, lahir maupun batin tertuju hanya kepada Allah swt. Orang-orang yang tengah menunaikan ibadah haji seolah berada di dunia lain. Mereka sedang berada di tempat yang suci bersama Sang Maha Suci demi mencapai kesucian lahir dan batin. Semoga dengan ibadah dahsyat itu, setelah pulang dari tanah suci mereka kelak benar-benar menjadi manusia suci, berhati suci dan berakhlak suci. Semoga dengan mereka fokus kepada Allah swt dan meninggalkan seluruh asesoris dan aktivitas dunianya, kelak setelah pulang dari perjalanan spiritualnya itu menjadi orang-orang yang benar-benar menghambakan diri kepada Tuhannya dan tidak lagi disibukkan dengan dunia ini, apalagi sampai dunia melalaikannya dari Sang Pencipta. Karena itulah pesan dan tujuan dari ibadah haji. Dan semoga yang belum berangkat menunaikan ibadah haji, segera Allah mudahkan jalannya. Wallâhua A’lam